cover pic

Saturday, November 19, 2016

LIFE JOURNAL #123 : DUNIA BAHAGIA YANG ASING



aku mahu ke hutan
mendengar bisikan burung
harap bukan pada terakhir harinya
aku mau duduk di anjung
menghirup minuman hangat
harap hangatnya berkekalan
aku mau dia yang dulunya
baik buruk dia aku bertahan

ranting itu rapuh
tingginya diatas terlihat jauh
serapuh denyut jantungku
saat aku jadi asing baginya
semua terlihat salah
semua terlihat tidak berguna
mungkin benar tidak berguna
sangat tidak berguna
pergilah dan mati tua

jangankan khabar
inikan salam
semua saluran sudah disekat
ajakan bertemu serupa ugutan
hatiku patah sakitnya parah
apa hati kamu masih buta?
atau
kamu rela menua dalam duka?
masih berniat untuk bersua?

duhai hati kecil
lupakan indah semalam
dan
matilah dengan tenang
dia yang kau puja
kini sudah pulang



sembulan, 4.48 am
hujan dan masih dingin






Tuesday, September 20, 2016

LIFE JOURNAL #122 : HUJAN PAGI DINGIN



kering suda airmata
buntu hati, mati melepas jalan yang ada
kalau dulu susuk tubuh yang ku puja sehari-harian itu selalu ada
senantiasa tidak pernah jemu membuatku bahagia
dalam duka kita tempuhi bersama
dalam senangnya kita tertawa bersama
asyik
dalam diam tersenyum sendiri
dunia itu terasa kita berdua saja didalamnya
kemana saja kita berdua
hati kecil ini sentiasa kau isi dengan gelak tawamu
yang melalaikan aku dari masalah dunia
yang membawaku jauh dari derita manusia
aku menjauh dari kesedihan
begitulah kamu
cahaya dihujung kegelapan

sepertinya angin kamu beralih arah
menurutmu benar bagiku salah
menurutku benar bagimu salah
hidup aku sentiasa jadi pertaruhan
bahkan bahagiaku seluruhnya ditanganmu
janji jadi kunci pegangan
bila mana aku sendiri
kau kata kau tetap disisi

jauh kian jauh
menjadi semakin jauh
kini kau berusaha menutup semua jalan terangku
tiada satu pun yang tinggal untukku
sedang aku menanti dengan penuh harapan
berharap terang dihujung jalan itu masih wujud
mesti aku tahu jalan itu sudah tiada
hina sangat kah aku dimatamu?
berbeda sangat kah aku yang dulu?
atau aku perlu jadi superior?
baru kau istihar kewujudkanku?

Jangan dihitung sedihku saat ini
meskinya kau takkan tahu
sebab sedihmu dulu ada aku
sedangkan
sedihku kini disebabkan kamu
kamu yang egois
bersyukurlah kamu bahagia skrg
bisa ketawa riang seharian
bersyukurlah

dulu
aku datang dengan rela
walau jauh dimana aku ada
kini
aku kini seperti pengemis
yang cintanya cuma merayu meminta-minta
pada manusia yang tidak lagi punya hati
kalau dulu
pijak semut pun tak mati
tapi kini
tengok mukaku pun tak sudi



“ cinta itu ibarat gula,
semut ada kerana gula
habis gula,
hilanglah semut. ”



5.53 subuh
20 sep 2016

hujan pagi . dingin

Monday, September 19, 2016

POETRY #02 : TELAH ADA YANG MENUNGGUMU


Mesti saat ini kau tak tahu langkah
mana yang harus kau langkahkan,
Tetap langkahkanlah,
Yang hanya perlu kamu tahu adalah
telah ada seseorang yang menunggu
dan memantaskan untukmu,
Jika kau tanya kenapa dia memilihmu
Itu kerana Allah telah memberikan cintanya
yang ditujukan kepadamu,
Jodoh itu rahasia Allah,
Sehebat apa kita setia,
Selama apa kita menunggu,
Sekeras apa kita bersabar,
Semua telah ditetapkanNya.


Panji Ramdana

Sunday, September 18, 2016

POETRY #01 : AKU HANYA INGIN SEPERTI INI



Aku hanya ingin seperti ini
Mencintai mu selamanya
Pernah aku berkeinginan untuk menyerah
Pernah juga aku mencobanya untuk berhenti
Berhenti untuk tidak memikirkan kamu
Berhenti untuk tidak mengkhawatirkanmu
Dan berhenti untuk tidak mencari-cari kamu
Bahkan aku mencoba berhenti
Untuk tidak menyebutkan namamu dalam setiap doaku
Tapi aku gagal
Bahkan seisi otakku hanya ada kamu
Semua yang aku lihat seakan menjelma menjadi sesosok kamu
Mungkin aku gila
Karna untuk kembali waras aku hanya butuh kamu
Aku hanya ingin kamu
Aku juga tak mengerti
Kenapa denyut nadiku seakan tak henti-hentinya menenyutkan namamu
Aku pernah menolaknya
Tapi dadaku sesak seketika itu
Aku tak bisa
Aku tak mungkin bisa bila harus tanpamu
Karna tanpamu aku lemah
Aku tak berdaya
Barangkali benar aku telah jatuh cnta
Jatuh yang benar-benar jatuh
Jika kamu tak keberatan
Aku hanya ingin seperti ini
Mencintaimu selamanya



Panji Ramdana

POETRY #01 : AKU HANYA INGIN SEPERTI INI



Aku hanya ingin seperti ini
Mencintai mu selamanya
Pernah aku berkeinginan untuk menyerah
Pernah juga aku mencobanya untuk berhenti
Berhenti untuk tidak memikirkan kamu
Berhenti untuk tidak mengkhawatirkanmu
Dan berhenti untuk tidak mencari-cari kamu
Bahkan aku mencoba berhenti
Untuk tidak menyebutkan namamu dalam setiap doaku
Tapi aku gagal
Bahkan seisi otakku hanya ada kamu
Semua yang aku lihat seakan menjelma menjadi sesosok kamu
Mungkin aku gila
Karna untuk kembali waras aku hanya butuh kamu
Aku hanya ingin kamu
Aku juga tak mengerti
Kenapa denyut nadiku seakan tak henti-hentinya menenyutkan namamu
Aku pernah menolaknya
Tapi dadaku sesak seketika itu
Aku tak bisa
Aku tak mungkin bisa bila harus tanpamu
Karna tanpamu aku lemah
Aku tak berdaya
Barangkali benar aku telah jatuh cnta
Jatuh yang benar-benar jatuh
Jika kamu tak keberatan
Aku hanya ingin seperti ini
Mencintaimu selamanya