malam
hampir menjelma pagi
disatu
sudut mata redup
hati
teringat terhiris-hiris
bicara
tak kemana
aku
sakit menelan
bertambah
sakit meluah
sakit
mengenangkan kebodohan
aku
mengalah..
jikalau
menurut mata..
peluh
keringat aku dusta
langkahku
tak berguna
luahan
aku palsu belaka
maka
aku terima seadanya
kerna
dialah juri terbaik
terhandal
sepanjang zaman..
aku?
pengemis
tak malu berhati buta
yang
tau cuma mengada